Loading...

Benarkah Indonesia Tidak Butuh Main Battle Tank (MBT) ?

Leopard 2A6 Sebagaimana diberitakan di berbagai media massa nasional, baru-baru ini Komisi I DPR menolak rencana Pemerintah untuk me...

Leopard 2A6

Sebagaimana diberitakan di berbagai media massa nasional, baru-baru ini Komisi I DPR menolak rencana Pemerintah untuk membeli 100 unit MBT (Main Battle Tank) jenis Leopard 2A6 bekas pakai Belanda. Ada dua alasan yang paling mengemuka di balik penolakan itu, yakni kondisi geografis dan perencanaan pengadaan.

Benarkah Indonesia tidak butuh MBT?


Mereka yang Menolak

Sejenak penulis teringat kisruh pengadaan pesawat latih serang ringan EMB-314 Super Tucano medio 2010 lalu. Pengadaan pesawat ini walaupun akhirnya kemudian dapat digolkan, namun pada awalnya sempat mendapat penentangan keras dari DPR. Ada yang memprotes sambil membandingkannya dengan jet fighter. Ada juga yang menolak dengan alasan perbedaan spesifikasi dengan OV-10 Bronco yang akan digantikannya. Setelah melalui proses yang cukup alot dan penjelasan yang lebih komprehensif dari pihak user sendiri, yakni TNI AU, akhirnya DPR dapat memahami tujuan pengadaan itu dan mengamininya.

Kini, kejadian serupa terulang kembali. Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) Tubagus Hasanuddin di Jakarta, Kamis (12/1), sebagaimana dikutip Kompas (Sabtu, 14/1 bertajuk “Pembelian Tank Leopard Ditolak oleh DPR”) menjelaskan, mayoritas fraksi di Komisi I DPR menolak rencana pembelian tank Leopard itu. Tank Leopard dianggap tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan. 

Menurut beliau, tank Leopard cocok untuk negara kontinental dengan daratan yang luas, seperti wilayah gurun pasir. Tank itu memiliki kemampuan tembak hingga 6 kilometer. Yang cocok untuk wilayah Indonesia adalah jenis tank dengan kemampuan menembak lurus dengan jarak 1-2 kilometer.

Turut menyampaikan penolakannya adalah anggota Komisi I dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN), Teguh Juwarno, yang berpendapat bahwa tank dengan bobot 62 ton itu juga tidak akan leluasa bermanuver. Apalagi, jembatan di Indonesia umumnya hanya bisa menampung beban sekitar 40 ton.

Senada dengan penolakan Komisi I DPR, kembali sebagaimana dikutip oleh Kompas (Selasa, 17/1 dengan judul “Pembelian Tank Bekas Leopard Tidak Rasional”), peneliti kajian keamanan IDSPS Wendy Prajuli berkata, "Karena kondisi geografisnya, Malaysia memang membutuhkan (tank) itu. Sebaliknya, bagi negara kepulauan seperti Indonesia, tank tidak punya kemampuan apa-apa untuk mengancam."

Kondisi Geografis Indonesia dan MBT: Cocok atau Tidak Cocok?

Aneh. Kalau dengan alasan geografis dikatakan bahwa Malaysia membutuhkan MBT, maka seharusnya secara logika, Indonesia pun juga. Apa bedanya Semenanjung itu dengan Sumatera? Kontur tanahnya mirip. Malah secara luas daratan, Sumatera lebih luas ketimbang Semenanjung. Apatah lagi luas daratan Kalimantan dan sebagainya.

Begitulah, selama ini, kita terperangkap dalam pola pikir (yang entah pertama kali disebarkan oleh siapa dan sejak kapan) bahwa Indonesia tak butuh tank tempur berat alias MBT (Main Battle Tank), dengan alasan yang sering dikemukakan adalah bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan, banyak hutannya, jalanannya sedikit, konturnya bergunung-gunung, banyak rawa, serta aneka fitur geografis lainnya yang dipercaya tidak cocok untuk habitat MBT.

Perlu diketahui bersama, Inggris yang notabene negara kepulauan dengan kontur bergunung-gunung malah termasuk salah satu negara produsen sekaligus pengguna MBT terbanyak di dunia. Jepang juga demikian, walaupun negara kepulauan, mereka rajin mengembangkan MBT sendiri walaupun luas daratan mereka jauh lebih kecil daripada Indonesia.

Yang lucu lagi, Singapura yang hanya negara pulau (bukan kepulauan) sudah sejak lama memiliki sekaligus membanggakan MBTnya. Setelah MBT jenis Challenger, mereka sekarang memakai Leopard ex-Jerman dengan berbagai pemutakhiran.

Padahal apa bedanya kontur tanah Singapura dengan Batam misalnya? Singapura itu secara geografis sama saja dengan pulau-pulau di Kepri.

Indonesia jalanannya sedikit? Betul, di peta tahun 1940an, jalan kita masih sedikit.

Banyak rawa? Ya betul, tapi di daerah urban, lebih luas mana antara daerah rawa dengan daerah yang bukan rawa? Daerah yang rawa itupun kebanyakannya sudah ditimbun dan diperkeras sehingga sudah bukan rawa lagi namanya sekaligus karakteristiknya.

MBT sekelas Leopard yang beratnya 62 ton ini tidak cocok untuk melalui jalan dan jembatan Indonesia? Tronton yang beratnya sampai 80 ton saja bisa dan diizinkan melewati jalan dan jembatan kita, kenapa MBT tidak? Kalau jalannya rusak, berarti yang bermasalah adalah kualitas jalannya. Jangan kita yang bersabar-sabar untuk tidak memiliki MBT hanya karena takut jalan rusak.

Bagaimanapun, deterrence dari sebuah MBT tidak bisa tergantikan oleh tank ringan jenis apapun dan kelas apapun. Tank berat T-90 tidak bisa digantikan dengan tank ringan AMX-13, sehebat apapun AMX-13 misalnya.

Jujur, penulis malu setiap membuka Military Balance, hanya Indonesia yang belum memiliki MBT di kalangan negara-negara utama ASEAN. Dalam laporan Military Balance, daftar arsenal darat kita langsung loncat ke LT (light tank), tanpa ada kolom MBT nya. Ini pasti jadi tertawaan para pembanding kekuatan militer kawasan.


Nilai Strategis MBT

Lebih jauh, dalam perspektif perang, MBT memiliki nilai penggentar strategis (strategic deterrence) tersendiri bagi matra darat terkait beberapa aspek:

1) Ketebalan armor / lapis baja yang sangat masif yang tak dapat ditandingi oleh kelas-kelas kendaraan lapis baja lainnya (tank ringan (light tank), AIFV, APC, dll).

Ketebalan armor ini memberikan perlindungan yang optimal terhadap awak kavaleri, dan memberikan rasa aman sekaligus percaya diri yang lebih di dalam pertempuran. Tank ringan sekelas AMX-13 maupun Scorpion yang dimiliki TNI AD saat ini rata-rata hanya memiliki ketebalan armor 40-60 mm, sedangkan MBT bisa mencapai 100-500mm!

2) Daya gempur / kesenjataan. Ini sudah jelas. Dimensinya yang besar memungkinkan MBT sanggup mengusung persenjataan yang lebih destruktif dengan meriam kaliber yang lebih besar ketimbang kendaraan lapis baja lainnya. Ini akan memberikan daya daya tangkal dan daya gentar tersendiri terhadap kandidat lawan.

3) Teknologi / pengalaman. Dengan memiliki MBT, kita setidaknya dapat memahami psikologi para pengawak MBT (sama seperti pengemudi mobil: kalau kita belum pernah mengemudikan mobil, niscaya susah memahami psikologi pengemudinya). Ini penting untuk dapat menyusun taktik menghadapi MBT lawan / taktik anti-MBT yang lebih membumi. Kita lihat, negara-negara tetangga yang secara lingkungan strategis merupakan kandidat lawan kita yang paling potensial sudah memiliki MBT semua. Ironis kalau secara historis TNI tidak pernah mengoperasikan MBT.



Oleh: Khairil Azmi, B.Eng., M.IScT., Direktur Eksekutif TANDEF


TNI - AD 1426016817736143371

Posting Komentar

Apa pendapat anda tentang artikel diatas?

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts

Labels

AA Missile AARM 2011 ACCS Aerobatic Show Aerobatic Team AEW System. Afghanistan AGL AIP Air Defense Air Refueling Aircraft Carrier Aircraft Manufacturing Airfield Airforce Airport Airshow Airstrike Alkom Alutsista Amphibious ship Analisis Anggara Anggaran Anggaran Pertahanan Anti Anti - Missile Missile Anti - Ship Missile Anti-materiel rifle Anti-Ship Missile Defence Anti-Tank Missile APC APS Arm Race Armour Plate Armoured Vehicle Arms Race Arms Sales Artilery ASEAN ASW ATGM Attack Helicopter Australia AWACS Bahan Peledak Ballistic Missile Bangladesh Battle Cruiser BBM Belanda Bersama Lima BOM BOMB Bomber Border Conflict Border Talk Brasil BRIDEX 2011 Brunei Budget Cut BUMN BUMNIS Cambodia Canada Ceko China Cina Coalition Coastal Defense COIN COIN Aircraft Cooperating Producing Military Assets Counter Terrorism Cruise Missile Cyber Warfare Damage Defense Budget Defense Equipment Defense Expo Defense Strategy Defese Dialogue Defexpo 2012 Destroyers Diplomacy DK PBB Drone East Asia Summit Eksport Alutsista Electronic Warfare Elite Forces Engines Eropa ESM Espionage Fast Attack Craft Fighter Fighters Filipina Flight Test Food Aid Foto Frigate Grounded Guided Bombs Helicopter Helicopter ASW Helm Anti Peluru HMTV HPMM HUT TNI AU Ke - 66 HUT TNI Ke - 66 Hypersonic Aircraft I ICBM IFV IMSS India Indobatt Indonesia Industri Pertahanan Inggris Intelejen Inventor IPSC Iran Israel Japan Jerman Jo Joint Development Joint Exercise Joint Fighter Weapon Course Joint Productions Joint Training JSDAF JSF Kapal latih Kapal Selam KASAD Kecelakaan Pesawat Kemhan Kerjasama Pertahanan Kevlar Konflik Konflik Perbatasan Konga Kopassus KTT ASEAN LAPAN Laser Weapons Latgab Latgab antiteror Latihan Tempur LCAC LCU LHA LHD LIFT Light Tank Lomba Menembak LPD LST LUFT Malaysia Manpads Maritime Patrol Aircraft MBT Military Alliance Military Assistance Military Bases Military Budget Military Dialogue Military Drill Military exercise Military exercise area Military Parade Military Power Minehunting MINUSTAH Missile Missile Defense Missile Shield Missile Warning System MLRS Modernization Program Mortar MPA MRO Facilities Myanmar NATO Naval Base Naval Gun System Navy Navy Drills North Korea NUc Nuclear Nuclear Missiles Nuclear Poliferation Nuclear Research Ocean Surveillance Ship Operasi Amfibi Opini OPV Pakistan Pangkalan Militer Panser Passex Pasukan Khusus Pasukan Perdamaian Patkor Patrol Vessel Patroli Patroli Bersama Patroli Perbatasan Peacekeeping Pelanggaran Batas Wilayah Pelanggaran Kedaulatan Penelitian Pengamanan Laut Penjagaan Perbatasan Perang Kemerdekaan Perpres Pertahanan Udara Pesawat Angkut Pesawat Kepresidenan Pesawat Latih PEta Philippine Philippine Navy Pictures Pilot Pirates PLA PMPP PNG Polandia Polemik Presidential Aircraft Prototype Provocation Radar RAN Ranpur Rantis Rebel Reconnaissance Aircraft Reconnaissance Satellites Research Review Revitalisasi Alutsista Rifle RIMPAC RnD Robotics Rocket RSTA Russia SAM Satelite Saudi Arabia Serangan Militer Serbia Simulator Singapore Smart Munitions so Source Code South Korea Spaceport Spanyol Special Forces Srilanka STAWS Stealth Bomber Stealth Fighters Stealth UAV Strategi Strategi Pertahanan Strike Aircraft Submarine Surveillance Aircraft Surveillance Camera Surveillance Systems Swedia Syria Taiwan Talisman Sabre Tank Tanker Aircraft Tanker Vessel. Terror Thailand Timor Leste TLDB TNI TNI - AD TNI - AL TNI - AU TNI-AL Torpedo ToT Trainer Aircraft Training Helicopter Transfers Technology Transport Aircraft Transport Helicopter Transport Ship Transport vehicle Trikora Truck Turkey UAV UCAV Uji Coba UK UN Missions UNIFIL Unmanned Sensor Platform Urban Warfare US US Air Forces US Army US Marines US Navy USAF USMC Vietnam Warship

Random Posts

Flickr Photo

free counters