Sangatta Kembali Kepangkuan Ibu Pertiwi - Armada Jaya XXX/11
TNI Angkatan Laut yang sedang melaksanakan latihan operasi pendaratan amfibi dengan sandi “Armada Jaya XXX/11” berhasil “merebut” kemba...
https://pojokmiliter.blogspot.com/2011/11/sangatta-kembali-kepangkuan-ibu-pertiwi.html?m=0
TNI Angkatan Laut yang sedang melaksanakan latihan operasi pendaratan amfibi dengan sandi “Armada Jaya XXX/11” berhasil “merebut” kembali pantai Sekerat yang telah di kuasai oleh musuh, Jum’at (11/11). Daerah pantai itu berada di Sangatta Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur dan masuk dalam wilayah Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terjadi “pertempuran” sengit pada dini hari sekitar pukul 04.30 (Wita) ketika Pasukan Pendarat (Pasrat) Marinir TNI AL berusaha merebut kembali wilayah itu kepangkuan ibu pertiwi.
Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib) Laksamana Pertama TNI Taufiqurrachman melalui siaran radio yang diakses oleh unsur kapal-kapal Kogasgabfib memerintahkan kepada seluruh pasukan pendarat untuk merebut pantai Sekerat yang telah dikuasai musuh. Dalam taklimatnya Pangkogasgabfib mengatakan “Daratkan Pasukan Pendarat”, kemudian dalam waktu singkat pasukan pendarat yang dipimpin oleh Komandan Pasukan Pendarat (Danpasrat) Kolonel Marinir Amir Faisol keluar dari Tank Deck KRI Surabaya-591 dan KRI Teluk Ende-517 meluncur ke daerah sasaran.
Pendaratan amfibi diawali dengan
beberapa ledakan penghancuran (Demolisi) terhadap benteng pertahanan lawan oleh personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL yang sebelumnya telah melakukan infiltrasi penyusupan ke jantung pertahanan musuh di pantai Sekerat. Kemudian disusul ledakan-ledakan berikutnya yang berasal dari Bantuan Tembakan Kapal (BTK) oleh unsur-unsur kapal perang yang berada jauh ditengah laut. Tembakan artileri dari meriam kapal perang membuat konsentrasi musuh menjadi terpencah kemudian pasukan pendarat Marinir dapat berhasil mencapai titik pendaratan meskipun mendapat perlawanan sengit dari pasukan lawan yang berada didarat.
beberapa ledakan penghancuran (Demolisi) terhadap benteng pertahanan lawan oleh personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL yang sebelumnya telah melakukan infiltrasi penyusupan ke jantung pertahanan musuh di pantai Sekerat. Kemudian disusul ledakan-ledakan berikutnya yang berasal dari Bantuan Tembakan Kapal (BTK) oleh unsur-unsur kapal perang yang berada jauh ditengah laut. Tembakan artileri dari meriam kapal perang membuat konsentrasi musuh menjadi terpencah kemudian pasukan pendarat Marinir dapat berhasil mencapai titik pendaratan meskipun mendapat perlawanan sengit dari pasukan lawan yang berada didarat.
Pasukan Marinir melaksanakan pendaratan lintas pantai dengan barisan terdepan 5 buah Tank jenis Pallawa Tanka (PT) 76M dan 2 buah BVP 2 untuk melaksanakan tembakan perlindungan. Sedangkan yang lainnya menggunakan 12 unit Tank angkut personel Browne Transporter (BTR) dan 4 buah Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa) serta 20 perahu karet. Begitu pasukan marinir tiba di pantai pendaratan langsung disambut dengan rentetan tembakan oleh musuh, dan terjadi pertempuran sengit untuk menguasi daerah itu. Dalam waktu singkat Pantai Sanggatta dapat dikuasai kemudian pasukan yang berada dibawah Komando Tugas Gabungan Pendarat Administrasi (Kogasbagratmin) melakukan pendaratan administrasi menggunakan dua buah kendaraan Landing Craft Utility (LCU) dari KRI Surabaya.
Untuk menghancurkan kekuatan musuh dilaksanakan tembakan penyapuan oleh 2 unit peluncur roket RM 70 Grad dan 2 pucuk meriam Howitzer kaliber 105mm. Namum pertempuran terus berkobar dimana-mana, selanjutnya pasukan Marinir TNI AL dan kendaraan tempurnya memburu sisa-sisa musuh yang bersembunyi di Obyek Vital Nasional (Obvitnas) dermaga Kaltim Prima Coal (KPC). Seluruh kekuatan musuh dapat dihancurkan dan Sanggatta kembali kepangkuan ibu pertiwi.
Operasi pendaratan amfibi itu merupakan puncak acara Latihan Armada Jaya XXX/11 yang digelar oleh TNI AL diwilayah Kalimantan Timur dengan melibatkan seluruh komponen Sistim Persenjataan Armada Terpadu (SSAT) TNI AL. Kekuatan tersebut adalah pangkalan, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang terdiri dari Kapal-kapal Kombatan, kapal selam, kapal amfibi, kapal cepat rudal, buru ranjau, kapal patroli dan kapal bantu (Salvage) juga unsur Pesawat Udara (Pesud) yang terdiri dari pesawat Cassa dan hellikopter.
Sedangkan pasukan Marinir mengerahkan satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) marinir yang terdiri dari pasukan Infanteri, 5 unit PT 76M, 2 unit Tank BVP, 12 unit Tank BTR, 4 unit Kapa, 2 pucuk meriam Howitzer kaliber 105mm, 23 truck, 2 kendaraan taktis Tatra, 2 unit ambulan medis dan 20 perahu karet. Selain itu juga didukung kekuatan lainnya diantaranya dari adalah 2 tim Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, Intai Para Amfibi (Taifib), Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), kesehatan, Search And Rescue (SAR) serta pandu gelombang dari Divisi Pantai.
Latihan tempur itu disaksikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno didampingi Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E. selaku Direktur Latihan Armada Jaya XXX/11. Acara itu juga dihadiri beberapa tamu kehormatan dari Atase Pertahanan (Athan) negara sahabat diantaranya Athan Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, Belanda dan italia serta pejabat Muspida setempat.
Kegiatan latihan Armada Jaya XXX/11 diliput oleh seluruh media, baik cetak maupun elektronik yang berasal dari puasat Jakarta dan media lokal. Dalam konverensi persnya Kasal mengatakan “Latihan Armada Jaya XXX/11 merupakan puncak latihan TNI AL yang diselenggarakan setiap tahun”, tegas Kasal.
Apa pendapat anda tentang artikel diatas?