Pencuri Ikan Dikawal Kapal Perang Asing
Pencuri ikan di Laut Natuna dikawal kapal perang asing, sehingga penegakan hukum sulit dilakukan, karena kalah kuat. "Kapal nelayan a...
https://pojokmiliter.blogspot.com/2011/07/pencuri-ikan-dikawal-kapal-perang-asing.html
Pencuri ikan di Laut Natuna dikawal kapal perang asing, sehingga penegakan hukum sulit dilakukan, karena kalah kuat.
"Kapal nelayan asing dibekingi kapal perang. Kapal Departemen Kelautan dan Perikanan kewalahan," kata Camat Bunguran Utara, Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau Sabki Muhammad dalam rapat koordinasi tentang perbatasan di Batam, Rabu (20/7).
Ia mengatakan, kapal nelayan asing merajalela di Laut Natuna untuk mencuri ikan.
Pengawasan di Laut Natuna, kata dia, kurang, sehingga nelayan asal Vietnam, Cina dan Thailand bebas dari tindakan hukum aparat Indonesia.
"Natuna jauh dari penjagaan 'angkatan', tidak ada kapal perang yang menjaga," kata dia.
Camat Bunguran Utara juga meminta pemerintah pusat menempatkan pangkalan TNI AL di sekitar Laut Natuna, untuk menjaga perbatasan dari berbagai ancaman negara tetangga.
"Kami minta pelabuhan. Kami ini berbatasan dengan Thailand, Malaysia, Vietnam. Taiwan, dan Thailand, sudah seharusnya dijaga lebih baik," kata dia.
Menurut dia, saat ini, Perairan Natuna hanya diawasi kapal-kapal Departemen Kelautan dan Perikanan, yang tidak dilengkapi senjata. Sementara pencuri ikan didampingi kapal perang asing.
Di tempat yang sama, Peneliti Madya Perbatasan Laut Kementerian Negara Pertahanan Mukkarom mengatakan akan menyampaikan keluhan masyarakat ke pusat.
Menurut dia, langkah yang diambil aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat berani karena berpatroli mandiri tanpa didampingi aparat penegak hukum lainnya.
"Langkah yang diambil KKP perlu diapresiasi," kata dia.
Seharusnya, kata dia menambahkan, kapal KKP didampingi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak dalam mengawasi perairan Indonesia dari pencurian ikan.
Menurut dia, kewajiban menjaga perairan Indonesia dari berbagai kerawanan adalah tanggung
jawab berbagai pihak, tidak hanya Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Gatra News
"Kapal nelayan asing dibekingi kapal perang. Kapal Departemen Kelautan dan Perikanan kewalahan," kata Camat Bunguran Utara, Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau Sabki Muhammad dalam rapat koordinasi tentang perbatasan di Batam, Rabu (20/7).
Ia mengatakan, kapal nelayan asing merajalela di Laut Natuna untuk mencuri ikan.
Pengawasan di Laut Natuna, kata dia, kurang, sehingga nelayan asal Vietnam, Cina dan Thailand bebas dari tindakan hukum aparat Indonesia.
"Natuna jauh dari penjagaan 'angkatan', tidak ada kapal perang yang menjaga," kata dia.
Camat Bunguran Utara juga meminta pemerintah pusat menempatkan pangkalan TNI AL di sekitar Laut Natuna, untuk menjaga perbatasan dari berbagai ancaman negara tetangga.
"Kami minta pelabuhan. Kami ini berbatasan dengan Thailand, Malaysia, Vietnam. Taiwan, dan Thailand, sudah seharusnya dijaga lebih baik," kata dia.
Menurut dia, saat ini, Perairan Natuna hanya diawasi kapal-kapal Departemen Kelautan dan Perikanan, yang tidak dilengkapi senjata. Sementara pencuri ikan didampingi kapal perang asing.
Di tempat yang sama, Peneliti Madya Perbatasan Laut Kementerian Negara Pertahanan Mukkarom mengatakan akan menyampaikan keluhan masyarakat ke pusat.
Menurut dia, langkah yang diambil aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat berani karena berpatroli mandiri tanpa didampingi aparat penegak hukum lainnya.
"Langkah yang diambil KKP perlu diapresiasi," kata dia.
Seharusnya, kata dia menambahkan, kapal KKP didampingi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak dalam mengawasi perairan Indonesia dari pencurian ikan.
Menurut dia, kewajiban menjaga perairan Indonesia dari berbagai kerawanan adalah tanggung
jawab berbagai pihak, tidak hanya Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Gatra News
Apa pendapat anda tentang artikel diatas?