Anggaran Kontra Intelijen BIN Terlalu Kecil
Anggaran kontra intelijen Badan Intelijen Negara (BIN), TA 2012 berjumlah Rp 223 miliar, dianggap terlalu kecil. Karena untuk menghadapi mu...
https://pojokmiliter.blogspot.com/2012/01/anggaran-kontra-intelijen-bin-terlalu.html
Anggaran kontra intelijen Badan Intelijen Negara (BIN), TA 2012 berjumlah Rp 223 miliar, dianggap terlalu kecil. Karena untuk menghadapi musuh, dibutuhkan biaya yang besar.
“Kontra intelijen sarat dengan intelligence device/deceptions/covert action, seharusnya alokasi biaya tidak sekecil itu, karena kontra intelijen memang tidak murah,” kata anggota Komisi I dari Fraksi Partai Hanura, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati kepada itoday, Kamis (26/1).
Menurut anggota Komisi I yang akrab dipanggil Nuning ini, anggaran kontra intelijen memang tidak bisa dihitung secara ekuivalen dengan pembelian barang yang jelas berapa pengeluarannya.
Kata Nuning, dalam kontra intelijen banyak hal yang tidak terduga di lapangan, dan terkadang butuh improvisasi yang mebutuhkan dana. “Kontra intelijen di lapangan yang butuh improvisasi, sangat membutuhkan dana yang tidak sedikit,” paparnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Seknas Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) merilis laporan yang menyatakan, di 2012, BIN akan mendapatkan anggaran sebesar Rp 601 miliar. Anggaran tersebut diperuntukan guna melakukan operasi intelijen dalam negeri sebesar Rp 378 miliar, dan anggaran operasi kontra interlijen sebesar Rp 223 miliar.
Total anggaran untuk BIN tahun 2012 sendiri mencapai Rp 1,14 triliun. Angka tersebut naik Rp 2 miliar dari anggaran tahun sebelumnya.
Walau Nuning menganggap dana Rp 233 miliar masih terlalu kecil, toh masih ada yang beranggapan bahwa dana sebesar itu sudah sangat besar.
Uchok Sky Khadafi misalnya, Koordinator Advokasi dan Investigasi Sekretariat Nasional FITRA ini mengatakan, BIN harus mendapat informasi kurat, dan melakukan kerja operasi kontra intelijen untuk mengantipasi agar tidak terjadi lagi kerusuhan di masyarakat.
Masih menurut Uchok, kalau BIN masih kecolongan, maka publik akan mempertanyakan kinerja BIN, karena anggaran operasional BIN berasal dari pajak rakyat.
“Kita meminta agar anggaran untuk operasi intelijen dan kontra intelijen itu bukan hanya untuk menjaga kepentingan keamanan Presiden semata, tetapi untuk menjaga keamanan semua rakyat Indonesia," kata Uchok di kompleks Gedung DPR, Rabu (25/1).
Apa pendapat anda tentang artikel diatas?