Kemampuan TNI - AL harus ditingkatkan
KRI OWA (354) Van Spejik Class Anggota Komisi I DPR-RI Mohammad Syahfan Badri Sampurno menyatakan DPR perlu mendukung berbagai upaya ...
https://pojokmiliter.blogspot.com/2012/02/kemampuan-tni-al-harus-ditingkatkan.html
KRI OWA (354) Van Spejik Class |
Anggota Komisi I DPR-RI Mohammad Syahfan Badri Sampurno menyatakan DPR perlu mendukung berbagai upaya TNI-AL meningkatkan kemampuannya melalui peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Saya melihat saat ini alutsista TNI-AL seperti kapal perang banyak dalam kondisi tidak layak. Sebagai negara dengan wilayah 73 persen laut adalah wajar kalau kita fokus belanja alutsista TNI untuk AL. Karena itu, kami mendukung peningkatan kemampuan TNI AL," kata Syahfan di Jakarta, Selasa.
Dikatakannya, salah satu alasan penting perlunya DPR mendukung peningkatan kemampuan TNI-AL agar lebih baik adalah untuk semakin meningkatkan kewibawaan Indonesia di laut. Lebih jauh Syahfan menegaskan, idealnya untuk negara seluas Indonesia paling tidak harus memiliki enam kapal selam. Tetapi realitasnya saat ini Indonesia hanya memiliki dua kapal selam. "Padahal di zaman Orde Lama kita pernah punya 12 kapal selam dan menjadi angkatan laut yang sangat disegani," ujarnya.
Karenanya, menurut dia, DPR akan mendukung upaya peningkatan kemampuan TNI AL itu melalui alokasi anggaran yang memadai untuk pembelian alutsista. Namun, politisi PKS itu menambahkan, untuk pengadaan alutsista TNI tersebut harus melibatkan Badan Usaha Industri Strategis Pertahanan dalam negeri.
Hal itu dikarenakan efek deterent akan semakin tinggi kalau bangsa Indonesia mampu membuat sendiri berbagai alat utama pertahanan dan tempurnya. Sementara kalau pun terpaksa harus membeli dari luar negeri, maka yang harus dicatat adalah adanya transfer teknologi dan produksi bersama.
Mengenai kehadiran kapal selam KRI Nanggala dan KRI Yos Sudarso yang baru saja diperbaharui combat management system (CMS)-nya dengan menggunakan alat buatan PT LEN di Surabaya, Syahfan mengharapkan, kapal-kapal tersebut dapat segera difungsikan untuk meningkatkan kedaulatan Indonesia di laut. "Untuk negara seluas Indonesia kita harus memiliki minimal enam kapal selam. Sekarang kapal selam kita tinggal dua dan kalau pengadaan tiga kapal selam di Korea lancar, maka kita akan punya lima kapal selam," ujarnya.
Menanggapi itu, mantan Atase Pertahanan RI di AS dan Australia, Laksma TNI (purn) Eddy Tumengkol, menyoroti keseriusan TNI untuk memastikan kemampuan AL bisa memenuhi untuk setidaknya menghadapi Singapura dan Malaysia. "Kedua negara itu memiliki alutsista dan pertahanan yang lebih kuat daripada TNI. Mereka lebih modern dalam hampir semua termasuk kualitas pelatihannya lebih maju," katanya kepada Waspada Online hari ini.
Penerbang senior TNI-AL ini menjelaskan, meskipun TNI menambah beberapa skuadron dengan pembelian pesawat tempur AS dan Rusia, kemampuan TNI akan tetap berada dibawah kemampuan militer Singapura dan Malaysia. “(Pembelian pesawat) cuma gengsi saja supaya tidak terlalu ketinggalan dari Singapore dan Malaysia dalam soal kekuatan tempur udara,” kata Eddy.
Menurut Eddy, Angkatan Laut Singapura memiliki kekuatan dan kemampuan yang lebih dari TNI-AL. Mereka punya kapal selam yang lebih modern dan canggih. Untuk menghadapi agresi dari negara asing, Indonesia harus memiliki TNI-AL dan AU yang kuat. Tapi sayangnya, kondisi itu selama berdekade tidak pernah tercapai dan bahkan mustahil. "Anggaran untuk memenuhi kemampuan pertahanan itu tidak pernah mencukupi."
Apa pendapat anda tentang artikel diatas?