Korea Hibahkan LVTP-7, PT.PAL Bangun Kapal Perang & Kapal Selam
LVTP-7 Marinir Indonesia tengah menunggu untuk mendapatkan hibah 25 unit amfibi Landing Vehicle Tracked (LVT) dari Korea Selatan un...
https://pojokmiliter.blogspot.com/2012/05/korea-hibahkan-lvtp-7-ptpal-bangun.html
LVTP-7 Marinir |
Indonesia tengah menunggu untuk mendapatkan hibah 25 unit amfibi Landing Vehicle Tracked (LVT) dari Korea Selatan untuk digunakan oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
"Namun, hibah 25 unit alat tempur LVT itu harus mendapatkan izin dari Amerika Serikat karena LVT itu merupakan buatan Amerika," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai mengikuti sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Menurut Panglima TNI, Indonesia sebelumnya juga telah mendapatkan 10 unit LVT dari Korea Selatan. Namun, di Korsel masih ada 25 unit lagi yang masih layak digunakan dan dihibahkan.
"Saat ini, sedang diproses untuk mohon dihibahkan pada Indonesia, tapi pelaksanaan hibah ini pun harus seizin Amerika. Kita masih menunggu keputusan dari Kemenhan Korea dan Amerika Serikat apakah menyetujui untuk dihibahkan ke Indonesia atau tidak," kata Panglima.
Mengenai pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di dalam negeri, Panglima TNI selaku anggota KKIP mengatakan bahwa PT PAL sebagai "Lead Integrator" sangat penting untuk diberikan dukungan dalam mewujudkan pembangunan kapal, baik Kapal Cepat Rudal (KCR), Perusak Kawal Rudal (PKR), maupun kapal angkut.
"KCR 40M sudah selesai dibangun dan ada beberapa unit. PT PAL juga akan membangun enam unit KCR-60M dan kapal perang 105M, yakni PKR," katanya.
Kapal Selam Sementara itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa tiga unit kapal masih dalam proses pembangunan yang dilakukan oleh Korsel dan PT PAL.
"Kapal selam pertama akan dilakukan oleh Korsel. Yang kedua, separuh-separuh antara Korsel dan PT PAL, dan ketiga dibangun di PT PAL. Ini harus dibahas kembali karena harus dilihat kesiapan PT PAL sendiri," katanya.
Pasalnya, kata Menhan yang juga selaku Ketua KKIP, peralatan untuk pembangunan kapal selam itu tidak mudah sehingga harus terus dibicarakan, sementara proses dari pembuatan ini tetap berjalan.
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyebutkan proyek kapal selam ini ada dua macam, yakni pengadaannya dan transfer of technology (ToT)-nya.
"Kalau pengadaannya kan sudah selesai dan kita telah kontrak. Ini akan berjalan sekaligus," tuturnya.
Namun dalam ToT, ada 3 tahapan, yakni pembangunan kapal selam di Korea, separuh-separuh antara Korsel dan PT PAL, serta PT PAL sendiri.
"Sejak fase pertama kita sudah melibatkan tenaga-tenaga teknis yang kita kirim dari Indonesia, yakni PT PAL ke Korea. Yang menjadi tantangan apabila kita ingin masuk ke fase ketiga, infrastruktur yang ada di PT PAL harus dipersiapkan karena membangun kapal selam memiliki infrastruktur tersendiri dan yang paling penting, harus didukung oleh anggaran yang perlu dipersiapkan," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya tengah membicarakan bagaimana kesiapan PT PAL yang terdiri dari Meneg BUMN, dan tentunya yang ahli dalam kontrak, Kemhan.
Apa pendapat anda tentang artikel diatas?