KRI Sultan Hasanuddin (366) menjadi pemimpin unsur MTF di operasi MIO di AMO
Sehari setelah melaksanakan tugas operasi sebagai peace keeper di Area of Maritime Operation (AMO) perairan Lebanon, KRI Sultan Hasan...
https://pojokmiliter.blogspot.com/2012/06/kri-sultan-hasanuddin-366-menjadi.html
Sehari setelah melaksanakan tugas operasi sebagai peace keeper di Area of Maritime Operation (AMO) perairan Lebanon, KRI Sultan Hasanuddin-366 ditunjuk sebagai MIO Commander, Sabtu (16/6). Sebagai MIO Commander, KRI Sultan Hasanuddin-366 menjadi pemimpin semua unsur MTF yang sedang melaksanakan operasi/ Maritime Interdiction Operation (MIO) di AMO, bertugas menerima setiap laporan/ hailing unsur-unsur yang sedang beroperasi untuk didata dan dicocokkan dengan Abakus List klasifikasi status kapal tersebut.
Pada saat sebagai MIO Commander, KRI Sultan Hasanuddin-366 menemukan kontak udara berupa 7 sspesawat tempur tidak dikenal. Peristiwa ini terjadi ketika KRI Sultan Hasanuddin-366 melaksanakan patroli di Zone 1 Selatan, yang merupakan wilayah teritorial Lebanon tetapi overlap dengan area latihan udara yang diklaim oleh Israel.
Mengetahui hal demikian, Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Dato Rusman SN selaku Komandan Satgas Maritim TNI XXVIII/D UNIFIL memerintahkan seluruh prajurit melaksanakan peran tempur bahaya udara untuk mengantisipasi jika terjadi keadaan darurat secara tiba-tiba. Dari pantauan radar KRI Sultan Hasanuddin-366 diketahui 7 pesawat tersebut adalah pesawat tempur Israel yang terbang dalam 2 formasi tempur kemudian berpencar menjauh dan hilang dari pantauan radar.
Menjelang sore hari, radar KRI Sultan Hasanuddin-366 kembali menemukan kontak 2 pesawat tempur Israel melintas diatas kapal. Dari hasil deteksi radar dan visual melalui Target Designation Sight (TDS), pesawat tempur tersebut melaksanakan latihan dogfight dan saling menembakkan flare selama latihan. Namun pesawat-pesawat tersebut hingga latihan berakhir tetap menjaga jarak aman dan kembali ke pangkalannya.
Selama lima hari melaksanakan operasi dan patroli di AMO, KRI Sultan Hasanuddin-366 berhasil melaksanakan hailing sebanyak 31 kapal yang akan masuk maupun keluar Lebanon, selanjutnya pada tanggal 19 Juni 2012 KRI Sultan Hasanuddin-366 merapat di pelabuhan Beirut untuk melaksanakan bekal ulang logistik. Selama empat hari sandar di dermaga Beirut, KRI Sultan Hasanuddin-366 menerima beberapa kunjungan.
Kunjungan yang pertama pada tanggal 20 Juni 2012 dari UNDP (United Nations Development Program) dan HIV/AIDS Unit, UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) dalam rangka memberikan pengarahan dan pengetahuan tentang bahaya penyakit HIV/AIDS kepada seluruh prajurit Satgas MTF XXVIII/D UNIFIL.
Selanjutnya pada hari yang sama, KRI Sultan Hasanuddin-366 juga menerima Tim Peninjau untuk pemeriksaan Contingent Owned Equipment (COE) dari United Nations Department of Peace Keeping Operation (UNDPKO). Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk mengecek perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Sultan Hasanuddin-366, antara lain kelengkapan permesinan, alat komunikasi, observasi & positioning, self protection, perlengkapan dapur, loundry, akomodasi prajurit, alarm, fasilitas internet, kelengkapan fasilitas medis level 1 dan lain sebagainya. Hasil dari inspeksi tersebut menyatakan bahwa perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Sultan Hasanuddin-366 telah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh United Nations Security Council dalam rangka menjadi peace keeper di Lebanon.
Kunjungan pada hari berikutnya yaitu kunjungan dari Conduct and Discipline Unit - United Nations Head Quarters (CDU-UNHQ). Tujuan kedatangan tim ini adalah untuk memberi penjelasan kepada seluruh prajurit Satgas yang tergabung dalam Maritime Task Force mengenai apa saja yang tidak boleh dilakukan dan apa saja yang harus dipatuhi selama bertugas sebagai peace keeper sesuai dengan mandat UNSCR.
Pada siang harinya seluruh perwira KRI Sultan Hasanuddin-366 menerima pengarahan mengenai Induction Training dari Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono beserta stafnya. Dalam pengarahan tersebut Chief of Staff MTF memperkenalkan stafnya yaitu staf MTF-N.1 sampai dengan MTF-N.7. Masing-masing staf memberikan paparan tentang tugas pokoknya di MTF, sehingga dengan adanya pertemuan tersebut diharapkan terjalin koordinasi antara staf MTF dengan Satgas MaritimXXVIII/DUNIFIL dalam pelaksanaan tugasnya.
Kegiatan kunjungan yang terakhir yaitu kunjungan dari Joint Operation Center United Nations Departement of Peace Keeping Operation (JOC UNDPKO) untuk meninjau kesiapan KRI Sultan Hasanuddin-366 dalam misi perdamaian di Lebanon. Pada kesempatan tersebut, KRI Sultan Hasanuddin-366 turut serta mempromosikan wisata Indonesia kepada setiap tamu yang berkunjung dengan memberikan leafet dan buku-buku tentang pariwisata Indonesia.
Dalam hal ini KRI Sultan Hasanuddin-366 bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 23 Juni 2012, KRI Sultan Hasanuddin-366 bertolak menuju daerah AMO di laut Mediterania untuk melaksanakan tugas operasi sebagai peace keeper yang impartial di perairan Lebanon.
Apa pendapat anda tentang artikel diatas?