2 Anggota TNI-AL Tewas Saat Simulasi Penyelamatan Kapal Selam
KRI Cakra 6 Juli 2012 di Perariran Situbondo Simulasi penyelamatan kapal selam yang digelar di Pasir Putih Situbondo memakan 2 korb...
https://pojokmiliter.blogspot.com/2012/07/2-anggota-tni-altewas-saat-simulasi.html
KRI Cakra 6 Juli 2012 di Perariran Situbondo |
Simulasi penyelamatan kapal selam yang digelar di Pasir Putih Situbondo memakan 2 korban jiwa. Dua anggota TNI-AL berpangkat mayor dan kolonel meninggal saat berlaku menjadi korban yang harus diselamatkan dalam kapal selam yang ditenggelamkan.
KRI Cakra 401 siang tadi sengaja ditenggelamkan di
Perairan Pasir Putih, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (7/7/2012). Simulasi pertama, satu tentara yang berlaku menjadi korban tenggelam berhasil diselamatkan penyelam dan berhasil dibawa menuju Kapal Ponton lumba-lumba.
Perairan Pasir Putih, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (7/7/2012). Simulasi pertama, satu tentara yang berlaku menjadi korban tenggelam berhasil diselamatkan penyelam dan berhasil dibawa menuju Kapal Ponton lumba-lumba.
Begitu juga pada simulasi kedua. Namun, proses simulasi ketiga dan keempat tim penyelamatan yang ada di permukaan menunggu waktu lama, lebih dari 30 menit. Padahal, simulasi pertama dan kedua hanya memakan waktu sekitar 15 menit.
Selepas itu, seorang mayor dan kolonel yang berlaku menjadi korban dalam simulasi ketiga dan keempat ini muncul ke permukaan hingga mengejutkan tim penyelamatan. Bagaimana tidak, hidung dan telinga dua orang berpangkat itu mengeluarkan darah segar. Sementara, dari mulut dua tentara itu juga berbusa.
Dua korban mayor dan kolonel tersebut muncul ke permukaan laut dengan mengenakan seragam kapal selam yakni baju merah. Menurut informasi, siapapun yang mengenakan baju merah, yang tenggelam otomatis bisa muncul ke permukaan dengan cepat sebab baju tersebut menggembung berisi udara.
"Emergency, emergency," teriak salah seorang petugas di Kapal Ponton Lumba-Lumba di Perairan Pasir Putih Situbondo.
Saat itu juga, petugas yang sadar ada wartawan di kapal ponton, melarang wartawan mengambil gambar. Petugas juga langsung membawa dua korban tersebut menuju area pemulihan.
Salah seorang tim medis di kapal ponton juga sempat meneriakkan bahwa dua korban tersebut mengalami penyakit dekompresi. "Kena dekompresi, emergency," teriak salah satu tim medis.
Menurut pantauan detiksurabaya.com, usai insiden itu, pawa wartawan yang meliput di kapal ponton dan Kopaska diarahkan untuk minggir. Bahkan ada beberapa perwira yang men-stop para juru kamera mengabadikan momen. Tentara yang lain kebingungan mengondisikan 2 korban yang kian pucat dengan kulit muka putih kebiruan.
Simulasi penyelamatan kapal selam ini melibatkan banyak pihak. Yakni satu unit kapal selam, tiga kapal atas air, dua tim Satuan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair), satu unit Ponton Lumba-Lumba, satu tim Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska), dua tim kesehatan dari Lakesla dan RSAL dr Ramelan Surabaya serta Pesawat Cassa dan satu Helikopter BO-105 diturunkan TNI-AL.
Apa pendapat anda tentang artikel diatas?